Sejak Facebook memperkenalkan Metaverse pada akhir tahun 2021, pencarian untuk istilah tersebut telah meningkat sebesar 1.500%, menunjukkan minat publik yang signifikan untuk mempelajari lebih lanjut tentang Metaverse.
Menurut Cointelegraph, Metaverse adalah lingkungan virtual di mana orang dapat melakukan berbagai tugas. Istilah ini awalnya diciptakan oleh penulis fiksi ilmiah Neil Stephenson dalam novelnya Snow Crash, yang mengacu pada lingkungan realitas virtual yang terhubung melalui Internet dan dapat diakses dari perangkat apa pun, seperti komputer.
Di dalam metaverse, orang dapat melakukan berbagai aktivitas, seperti memiliki real estat virtual, bermain game, bekerja, dan bertemu orang lain.
Bagi anak-anak, ini adalah kesempatan bagus untuk mempelajari keterampilan baru dan mengeksplorasi minat mereka. Contohnya adalah Minecraft, sebuah game yang memperkenalkan anak-anak pada budaya yang berbeda melalui metaverse.
Anak-anak dapat memanfaatkan metaverse melalui kelas virtual melalui platform pendidikan. Namun, bukan berarti kami tidak menerima dampak negatif dari kemajuan teknologi tersebut, seperti cyberbullying dan paparan konten yang tidak pantas. Jadi, seberapa besar pengaruh metaverse terhadap dunia anak-anak?
Arti metaverse untuk anak-anak
Penelitian awal menunjukkan bahwa para ahli tidak terlalu optimis tentang efek metaverse pada anak-anak. Mengutip efek negatif dari media sosial seperti depresi, menyakiti diri sendiri dan masalah kesehatan mental lainnya, para ahli menunjukkan bahwa efek negatif dari metaverse bisa lebih buruk.
Namun, masalahnya bukan terletak pada metaverse itu sendiri, tetapi pada tujuan penggunaannya. Sebuah studi tentang “Games for Empathy” di University of Southern California menemukan bahwa game dan virtual reality (VR), bila digunakan dengan benar, memiliki efek positif pada kesehatan mental.
Yang mengkhawatirkan banyak orang tentang keberadaan metaverse adalah bahwa hal itu dapat memperburuk masalah yang diciptakan media sosial, terutama yang berkaitan dengan kesehatan mental generasi muda.
Misalnya, lingkungan virtual dapat memaparkan Anda pada konten berbahaya yang dapat membuat Anda merasa kesepian atau mendorong anak-anak untuk melakukan kejahatan.
Keuntungan Metaverse untuk Anak
Dalam bidang pendidikan, metaverse memiliki banyak manfaat bagi anak-anak. Metaverse memudahkan siswa untuk memahami konsep abstrak dengan cara yang lebih menarik.
Metaverse juga dapat meningkatkan keterampilan sosial anak. Media sosial sering dikritik karena meningkatkan kesepian dan depresi pada anak-anak.
Metaverse, di sisi lain, memiliki kemampuan untuk menyediakan lingkungan yang aman dan terkendali bagi anak-anak untuk berinteraksi dengan teman sebayanya dan mencari teman baru. Metaverse juga menginspirasi kreativitas anak dan bermanfaat bagi perkembangan kecerdasan sosial anak.
Akhirnya, metaverse bisa menjadi cara yang menyenangkan bagi orang tua untuk terhubung dengan anak-anak mereka dan mengajari mereka keterampilan dan pengetahuan baru.
Selama orang tua menyadari potensi bahaya dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga anak-anak mereka tetap aman, metaverse bisa menjadi tempat yang bagus bagi anak-anak untuk menjelajah dan belajar.
Defisiensi metaverse untuk anak-anak
Metaverse juga menimbulkan banyak potensi risiko bagi anak-anak, seperti cyberbullying dan paparan konten berbahaya.
Cyberbullying adalah masalah serius karena anak-anak sering menjadi sasaran bullying dan pelecehan oleh pengguna anonim. Anak-anak juga berisiko terpapar konten yang tidak pantas, termasuk kekerasan, konten seksual, dan ujaran kebencian.
Beberapa ahli khawatir bahwa metaverse dapat membuat anak-anak kecanduan karena sifatnya yang imersif dan menarik. Oleh karena itu, mungkin sulit bagi anak-anak untuk mengatur waktu mereka dan membatasi penggunaan metaverse mereka.
Saat menggunakan Metaverse, anak-anak takut secara tidak sengaja membagikan informasi pribadi seperti alamat rumah dan informasi pribadi lainnya.
Metaverse juga dapat memiliki efek fisik negatif karena penggunaan headset VR yang berlebihan dapat menyebabkan gejala seperti pusing, mual, dan sakit kepala.
Bagaimana metaverse melindungi anak-anak dan remaja?
Anak-anak dan remaja harus diawasi secara ketat ketika mereka aktif di metaverse. Teknologi baru ini tidak hanya akan berdampak positif, tetapi orang tua harus mengambil langkah penting untuk melindungi anak-anak mereka.
Pertama, kami memantau aktivitas online anak-anak dan membatasi akses ke konten yang berpotensi berbahaya. Orang tua juga harus menetapkan aturan dan pedoman yang jelas untuk menggunakan metaverse.
Ini membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi semua pengguna, terutama anak-anak. Anak-anak juga harus diinstruksikan tentang perilaku yang tepat ketika berinteraksi dengan orang lain secara online.
Pembuat konten dan perusahaan teknologi juga harus melakukan bagian mereka untuk melindungi anak-anak dengan memodifikasi konten dan memantau perilaku buruk yang mengancam keselamatan pengguna.
Perangkat realitas virtual dan sistem metaverse juga harus dirancang dengan mempertimbangkan kenyamanan dan kesejahteraan anak-anak.
Selain itu, langkah-langkah keamanan online seperti perangkat lunak antivirus, perlindungan kata sandi dan enkripsi juga harus dibangun ke dalam perangkat realitas virtual dan platform metaverse.
Ini adalah tanggung jawab bersama untuk melindungi anak-anak dari efek negatif metavirus. Orang tua harus melakukan bagian mereka untuk mengawasi aktivitas anak-anak mereka di dunia digital baru ini.
Namun, perusahaan teknologi harus melakukan bagian mereka dengan membuat Metaverse menjadi tempat yang lebih aman bagi pengguna.
Pencarian Kata Kunci : pengaruh metaverse terhadap kehidupan jurnal-